Tag: Psikolog

Psikolog Sebut Istri Bergaji Besar Rentan Jadi Korban KDRT, Ini Alasannya


Jakarta

Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Indonesia masih cukup tinggi. Menurut catatan KemenPPPA di tahun 2022, sekitar 18 ribu perempuan menjadi korban KDRT.

Psikolog klinis A Kasandra Putranto mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan perempuan lebih rentan menjadi korban kekerasan, termasuk finansial.

“Ketika perempuan mungkin punya penghasilan yang lebih tinggi, lalu suaminya punya penghasilan yang lebih rendah, yang paling umum terjadi biasanya suami ini mungkin merasa insecure,” kata Kasandra dikutip dari Antara, Sabtu (25/11/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sifat insecure inilah yang membuat para suami biasanya menampilkan reaksi yang sifatnya ingin menunjukkan kekuasaan. Terlebih ketika toleransi dan tidak adanya komunikasi yang baik, maka KDRT rentan terjadi.

Konflik akibat kesenjangan finansial ini akan semakin berkembang utamanya jika hanya bergantung kepada pendapatan istri. Apalagi jika terjebak sebagai ‘sandwich technology’ yang harus menanggung kebutuhan orang tua dan anak.

Meski demikian, Kasandra menekankan bahwa kasus KDRT bisa dipicu berbagai faktor, bukan hanya finansial. Kekerasan bisa terjadi karena faktor psikologis, sosial, bahkan tekanan dari masyarakat.

“Ketika konflik berkelanjutan, akhirnya bisa menjadi sebuah kekerasan,” tandasnya.

Simak Video “Saran Psikolog Jika Kamu Melihat Tanda-tanda Seseorang Ingin Bunuh Diri
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Tipu-tipu Asmara Lewat Love Scamming, Psikolog Bongkar Ciri Pelaku Tipuan Cinta

Jakarta

Love scamming atau modus penipuan berkedok asmara diungkap pihak kepolisian. Sebanyak 88 WNA China ditangkap karena terbukti melakukan pemerasan lewat video name intercourse (VCS).

Mengantisipasi risiko penipuan dengan modus serupa love scamming, psikolog klinis dan founder dari pusat konsultasi Anastasia and Affiliate, Anastasia Sari Dewi menjelaskan sebenarnya ada sejumlah tanda yang bisa dikenali dari seorang penipu yang mengajak berkenalan dan ‘PDKT’ di media sosial. Misalnya, tidak adanya teman yang sama (mutual good friend) dengan orang tersebut.

“Temannya nggak ada yang sama, tinggalnya terpisah jauh, tiba-tiba nggak pernah kenal dari mana pun nggak ada kesamaan hobi apa pun yang sama atau komunitas tiba-tiba bisa kontak. Nah ini kan menjadi tanda tanya besar,” ungkap Sari kepada detikcom, Jumat (1/9/2023).

Selain itu, ada kemungkinan juga orang yang berniat menipu ini enggan ditemui secara tatap muka. Pun mereka mau bertukar kontak nomor handphone dan menjalankan video name, mereka akan menanyakan hal-hal privasi, misalnya berkenaan dengan profil keuangan.

“Misalkan pekerjaan calon korban apa, kesibukannya apa, keluarganya bagaimana. Dia akan menanyakan hal-hal untuk mendapatkan profil keuangan calon korban,” ujar Sari.

“Jadi hati-hati saat memberikan informasi yang sifatnya pribadi kepada orang yang sama sekali belum pernah ditemui atau dikenal. Misalkan orang tuanya ditanya kerja apa, kamu kerja apa, penghasilannya berapa, atau misalkan pendekatan yang sifatnya mengarah ke privasi keuangan,” imbuhnya.

Simak Video “Psikolog Beri Ideas Mengubah Pribadi Buruk Anak
[Gambas:Video 20detik]

Dikaitkan Kasus Oklin Fia, Psikolog Bicara Alasan Seseorang Doyan Cari ‘Sensasi’


Jakarta

Oklin Fia, selebgram asal Medan kelahiran 2002 memiliki ratusan ribu followers. Dalam akun media sosialnya, Oklin kerap membagikan konten dirinya sedang berolahraga dengan berpakaian seksi. Dari awal, Oklin telah mendapat hujatan lantaran gayanya tidak mencerminkan perilaku perempuan berhijab pada umumnya.

Beberapa hari lalu, Oklin membuat konten re-create yang menunjukkan dirinya menunduk, menjilat es krim di depan pria dengan gaya sensual. Oklin dibanjiri komentar negatif karena dinilai melakukan aksi tidak senonoh dan melecehkan agama. Konten tersebut viral hingga dilaporkan oleh Pengurus Besar Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (PB SEMMI) atas dasar melanggar kesusilaan.

Setelah viral kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian, Oklin baru membeberkan alasan di balik aksi tersebut dan meminta maaf kepada publik. Oklin tidak sekali ini saja membuat konten berbau mesum di akun media sosialnya.

Dia pernah memamerkan dirinya memakan pisang dengan gaya sensual, yaitu mengulum dulu dengan memasukkan perlahan ke dalam mulut hingga sebagian lalu mengeluarkan lagi dan baru menggigit pisangnya.

Masih banyak sensasi lain yang dibuatnya demi sebuah konten. Mengapa seseorang suka mencari sensasi? Psikolog klinis Veronica Adesla M Psi menjelaskan kemungkinan di balik fenomena tersebut.

“Media sosial itu kan semakin banyak yang nge-like, semakin banyak yang comply with itu kan seakan-akan diasosiasikan dengan keberhargaan diri atau Self Price. Dia jadi merasa semakin percaya diri, nilainya semakin tinggi. Semakin dia populer semakin dia merasa positif tentang dirinya,” jelas Veronica saat diwawancarai detikcom, Minggu (27/8/2023).

Terkait hal itu, Veronica menambahkan bahwa perasaan tersebut sebenarnya belum tentu sehat karena kemungkinan menandakan addict atau kecanduan untuk terus mendapatkan followers dan likes yang tinggi, dengan membuat berbagai macam konten tanpa memikirkan dampaknya.

“Nah, perasaan ini sebenarnya apakah memang sehat gitu ya ketika keberhargaan diri atau kepercayaan diri ataupun nilai diri dikaitkan dengan hal demikian. Belum tentu sehat karena kemungkinan menjadi addict untuk terus mendapatkan followers maupun likes yang tinggi dengan membuat berbagai macam konten yang bisa membuat reaksi demikian. Misalnya, likes kurang atau followers nya pada pergi atau engga ada yang liat, dia kan akan merasa kecil, sedih, merasa seperti tidak berharga,” tambah Veronica.

“Padahal penempatan harga diri, kepercayaan diri, nilai diri itu bukan pada hal-hal yang sifatnya semu. Sebenarnya penilaian terhadap diri kita, keberhargaan diri kita lebih kepada yang bersifat permanen, yaitu penilaian diri dari diri kita sendiri. Bagaimana kita menilai diri kita. Apakah kita bangga dengan diri kita. Apakah kita merasa bahwa kita sayang dengan diri kita dan apakah kita juga merasa diri kita ini bernilai dan berharga apa adanya,” pungkasnya.

Simak Video “Psikolog Beri Ideas Mengubah Pribadi Buruk Anak
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)

Viral Pria Bunuh Diri Terekam Bocah-bocah ‘Railfans’, Psikolog Soroti Efek Trauma


Jakarta

Media sosial kini dihebohkan oleh video viral memuat aksi bunuh diri seorang pria di rel kereta. Kejadian tersebut tak sengaja terekam oleh sekumpulan bocah followers kereta api (Railfans) yang tengah menanti kereta api melaju. Namun, ceria mereka mendadak berubah menjadi teriakan ngeri setelah seorang pria tiba-tiba merebahkan dirinya di rel hingga tewas terlindas kereta.

Banyak warganet kemudian menyampaikan simpatinya atas kejadian tersebut, terutama kepada anak-anak yang secara tak sengaja harus menjadi saksi mata aksi bunuh diri. Mereka takut, anak-anak tersebut bakal mengalami trauma setelah menyaksikan kejadian mengerikan dengan mata kepalanya sendiri.

Kekhawatiran warganet tersebut sejalan dengan sorotan psikolog klinis dan Founder Pusat Konsultasi Anastasia and Affiliate, Anastasia Sari Dewi. Ia membenarkan, orang yang tak sengaja melihat kejadian percobaan bunuh diri berisiko mengalami trauma.

“Trauma adalah situasi atau kondisi pada seseorang setelah mengalami pengalaman yang kurang menyenangkan, yang menyedihkan, menakutkan, mengancam pada dirinya. Pengalaman tersebut itu tidak hanya pengalaman yang dia alami sendiri secara langsung, melainkan juga bisa secara tidak langsung seperti menyaksikan atau mendengar semacam itu,” terangnya kepada detikcom, Rabu (12/7/2023).

“Banyaknya informasi yang masuk di kepala baik itu pengaruh pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain berpengaruh terhadap kondisi psikologis seseorang karena diproses di dalam kepalanya,” sambung Sari.

Ada risiko, kejadian yang dilihat oleh anak-anak tersebut bakal terngiang-ngiang dalam kepala mereka. Jika terjadi demikian, ada juga risiko aktivitas anak-anak tersebut menjadi terganggu. Mungkin juga dibarengi munculnya rasa takut ketika anak berada dekat dengan tempat peristiwa tersebut terjadi, dibarengi mimpi buruk, atau rasa takut yang terus-menerus melebar.

“Bisa jadi dan sangat terngiang-ngiang sekali. Apalagi kejadian seperti itu adalah kejadian yang identik dengan sadis, mengerikan, tidak pernah dilihat sebelumnya. Mungkin pertama kali bagi anak-anak itu menyaksikan peristiwa seperti itu sehingga menimbulkan trauma,” pungkas Sari.

CATATAN: Informasi ini tidak untuk menginspirasi bunuh diri. Jika Anda memiliki pikiran untuk bunuh diri, segera cari bantuan dengan menghubungi psikolog atau psikiater terdekat. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami tanda peringatan bunuh diri, bisa hubungi Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes 021-500-454.

Simak Video “Cara Memastikan Perasaan saat Jatuh Hati dengan Sepupu di Momen Lebaran
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/naf)

Mengenal Psikiater, Ketahui Penjelasan dan Bedanya dengan Psikolog

Jakarta

Psikiater merupakan profesi yang berkaitan dengan kesehatan psychological. Seorang psikiater berperan dalam mengobati orang dengan gangguan atau penyakit kejiwaan.

Namun, tak jarang profesi ini disamakan dengan psikolog karena ranah keduanya yang hampir mirip. Yakni sama-sama menangani masalah psychological yang dialami seseorang.

Untuk lebih mengetahui tentang psikiater, simak penjelasan dan perbedaannya dengan psikolog pada uraian di bawah ini.

Apa Itu Psikiater?

Dilansir Healthdirect, psikiater adalah dokter medis yang ahli dalam bidang psikiatri, yakni cabang kedokteran yang berfokus pada cara mendiagnosis, mengobati, mencegah gangguan psychological, emosial, dan perilaku.

Seorang psikiater mulanya adalah seorang yang menyelesaikan sekolah kedokteran, kemudian mengambil dan menyelesaikan spesialisasi psikiatri yang berkenaan dengan kesehatan psychological.

Psikiater dapat melakukan berbagai tes medis dan psikologis. Tes-tes ini memungkinkan psikiater untuk mendiagnosis kondisi kesehatan psychological seseorang.

Kondisi yang Ditangani Psikiater

Jika kamu memiliki kondisi kesehatan psychological berikut, maka kamu perlu menemui psikiater:

  • Depresi
  • Gangguan kecemasan, seperti serangan panik (panic assaults) dan fobia
  • Gangguan bipolar
  • Skizofrenia
  • Gangguan makan, seperti anoreksia dan bulimia
  • Consideration deficit hyperactivity dysfunction (ADHD)
  • Gangguan obsesif kompulsif (Obsessive compulsive dysfunction/OCD)
  • Gangguan stres pascatrauma (Submit-traumatic stress dysfunction/PTSD)
  • Gangguan akibat konsumsi alkohol dan zat lainnya
  • Penyakit alzheimer
  • Gangguan kepribadian
  • Gangguan tidur
  • Disforia gender.

Perawatan yang Dilakukan Pskiater

Mengutip laman Cleveland Clinic, ada berbagai perawatan yang digunakan psikiater dalam menangani kesehatan psychological seseorang:

1. Psikoterapi

Psikoterapi kerap pula disebut terapi bicara. Terapi ini dijalankan dengan melakukan pembicaraan atau perbincangan dua arah antara pengidap gangguan psychological dengan psikiater.

Melalui perbincangan tersebut, faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan psychological serta penyebabnya akan teridentifikasi dan teratasi.

Selain itu, psikoterapi juga bertujuan untuk menghilangkan atau mengendalikan pikiran serta pola perilaku yang melumpuhkan atau mengganggu. Sehingga pikiran dan perilaku seseorang bisa berfungsi lebih baik. Psikoterapi dapat bersifat jangka pendek maupun panjang tergantung pada gejala dan kondisi orang tersebut.

2. Meresepkan Obat

Karena seorang psikiater adalah dokter medis, ia bisa meresepkan obat untuk bantu mengobati gangguan kesehatan pada seseorang. Obat yang diresepkan akan meminimalisir sejumlah gejala kondisi kejiwaan tertentu. Dan pemberian obat kerap dikombinasikan dengan perawatan psikoterapi.

Jenis obat yang biasa diresepkan psikiater; antidepresan, antipsikotik, ketamin, sedatif, dan stimulan.

3. Perawatan Lain

Selain psikoterapi dan meresepkan obat, psikiater juga bisa melakukan perawatan lain untuk mengobati orang dengan gangguan kesehatan psychological, yakni; electroconvulsive remedy (ECT), transcanial magnetic stimulation (TMS), vagus nerve stimulation (VNS), hingga deep mind stimulation (DBS).

Perbedaan Psikiater dan Psikolog

Meski psikiater dan psikologis berperan dalam menangani masalah kesehatan psychological, keduanya punya perbedaan.

Masih menukil laman Healthdirect, perbedaan utamanya yakni psikiater adalah dokter medis dengan spesialisasi khusus di bidang psikiatri. Sehingga seorang psikiater mampu meresepkan obat dan perawatan medis lain.

Sementara psikolog bukanlah dokter medis sehingga tidak bisa meresepkan obat. Psikolog menempuh sekolah psikologi dan melanjutkannya dengan program profesi untuk mempelajari langsung dan mempraktikkan kerja sebagai psikolog.

Perawatan yang dilakukan psikolog juga sebatas psikoterapi, dengan berfokus pada terapi psikososial untuk mengendalikan perilaku, pikiran, dan emosi seseorang dengan masalah psychological.

Seorang psikolog juga bisa melakukan sejumlah tes psikologi, seperti tes intelligence quotient (IQ), minat bakat, hingga tes kepribadian. Hasil dari tes-tes ini diinterpretasikan sebagai jawaban dari masalah yang dialami seseorang.

Kamu bisa mendapatkan bantuan psikolog terkait masalah; depresi, stres, kecemasan, ketakutan, PTSD, gangguan makan, hingga fobia. Selain itu, psikolog juga dapat membantu detikers dalam menghadapi dan membicarakan masalah hidup, seperti akibat kehilangan, finansial, juga hubungan.

Demikian penjelasan mengenai psikiater dan bedanya dengan psikolog. Semoga kamu tak lagi bingung akan keduanya ya!

Simak Video “Krisis Dokter Anak di Korsel: Imbas Angka Kelahiran dan Gaji Rendah
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)

Punya Self Love Terlalu Tinggi, Termasuk Gejala NPD? Begini Kata Psikolog

Jakarta

Gangguan kepribadian narsistik atau Narcissistic Character Dysfunction (NPD) tak semata-mata diartikan sebagai kepercayaan diri atau ‘self love’ yang terlalu tinggi. Pada beberapa kondisi, gangguan kepribadian ini bisa sampai menimbulkan masalah dalam berhubungan dengan orang lain, sehingga memerlukan pemeriksaan dan penanganan profesional.

Sebagaimana dijelaskan oleh psikolog anak dan keluarga Anna Surti Ariani, SPsi, MSi, Psi, atau yang akrab disapa Nina, orang-orang dengan NPD cenderung merasa bisa melakukan segala hal sendiri, tanpa turun tangan orang lain. Mereka berpusat pada dirinya sendiri, yang dianggapnya lebih istimewa dari orang-orang lain.

“Jadi orang-orang yang NPD ini, mereka betul-betul membutuhkan keteguhan yang terus-menerus dan berlebihan, keistimewaan, perlakuan khusus walaupun mereka sebenarnya biasa saja di situ,” terangnya dalam siaran detik Pagi, Kamis (15/6/2023).

“Mereka berharap diakui superior, padahal prestasinya biasa saja. Banyak sekali prestasi yang mereka alami, kesuksesan, kecantikan, ini-itu dan sebagainya yang sebenarnya nggak seperti itu,” sambung Nina.

Kecenderungannya, orang-orang dengan NPD merasa tidak membutuhkan orang lain. Pun mereka akhirnya bisa terbuka dengan orang lain, biasanya karena membutuhkan bantuan tertentu, bukan berlandaskan empati.

“Dia ini sangat bersifat memanfaatkan orang lain. Kadang-kadang merasa butuh orang lain, nggak butuh orang lain. Kalau sampai menyenangkan orang lain, mungkin ada satu yang betul-betul dia butuhkan. Lebih karena membutuhkan bantuannya, tapi juga mungkin kelihatan sombong,” jelas Nina.

“Tapi sebetulnya bukan yang terlalu dan berempati ke orang lain. Jadi empati ke orang lain itu kurang banget bagi mereka yang punya narcissistic persona dysfunction,” imbuhnya.

Namun begitu Nina mengingatkan, gangguan kepribadian narsistik bisa disebabkan oleh kondisi tertentu seperti pola asuh dari orang tua, atau trauma di masa lalu. Berinteraksi secara intens dengan orang-orang dengan NPD memang tidak selalu mudah. Namun begitu, orang-orang dengan NPD tak sebaiknya dijauhkan begitu saja. Bisa jadi, mereka justru memerlukan pemeriksaan dan penanganan lanjut dari profesional.

Simak Video “Mengenal NPD, Kondisi Psychological yang Dikaitkan dengan Virgoun
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/naf)