Tag: Melahirkan

Wanita 70 Tahun Jadi Pejuang Garis Dua, Berhasil Melahirkan Anak Kembar Lewat IVF

Jakarta

Seorang wanita berusia 70 tahun di Uganda, Afrika Selatan, melahirkan anak kembar setelah menerima perawatan kesuburan yang menjadikannya salah satu ibu baru tertua di dunia.

Safina Namukwaya melahirkan bayi laki-laki dan perempuan pada hari Rabu melalui operasi caesar di rumah sakit di ibu kota Kampala, tempat dia menerima perawatan fertilisasi in vitro. Rumah sakit mengucapkan selamat kepadanya, dengan mengatakan bahwa ini lebih dari sekedar ‘keberhasilan medis’ namun tentang kekuatan dan ketahanan jiwa manusia.

Dr Edward Tamale Sali, spesialis kesuburan di Girls’s Hospital Worldwide and Fertility Heart (WHI&FC), mengatakan kepada BBC Well being bahwa sang ibu menggunakan sel telur donor dan sperma pasangannya untuk prosedur fertilisasi in-vitro (IVF).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Si kembar lahir prematur pada usia kehamilan 31 minggu dan ditempatkan di inkubator, namun dikatakan dalam keadaan sehat. Namukwaya adalah wanita tertua yang melahirkan bayinya di rumah sakit Kampala, yang khusus membantu pasangan yang berjuang dengan kesuburan.

“Pada usia 70 tahun ketika saya dianggap lemah, tidak bisa hamil dan melahirkan, atau merawat bayi, dan inilah keajaiban lahirnya anak kembar,” kata ibu baru tersebut kepada AFP.

Sebelum menyambut anak pertamanya tiga tahun lalu, Namukwaya mengatakan di komunitas pedesaannya dia dicap sebagai “wanita terkutuk” karena gagal hamil.

Cerita Wanita Gaza Horornya Melahirkan di Tengah Gencarnya Serangan Israel


Jakarta

Seorang ibu bernama Jumana Emad menceritakan perjuangannya melahirkan anak di tengah gempuran serangan Israel ke Gaza, Palestina.

Sekitar satu bulan yang lalu, Jumana Emad, sedang berada dalam tahap akhir kehamilan atau trimester 3. Ia dan suaminya tak sabar menanti kelahiran putri mereka, bahkan mereka juga telah mempersiapkan tas berisi keperluan persalinan. Namun, semuanya berubah dengan tiba-tiba.

Pada 7 Oktober, kelompok Hamas melakukan serangan terhadap Israel yang menewaskan 1.400 orang dan menyandera lebih dari 200 orang. Israel kemudian melancarkan serangan balasan ke Gaza, yang menurut Kementerian Kesehatan Hamas, telah menewaskan 9.000 orang sejauh ini.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya melahirkan di tengah serangan yang bertubi-tubi,” dikutip dari BBC.

Dia meninggalkan rumahnya dua hari setelah serangan Israel dan menuju ke selatan. Dalam ketakutan dan kondisi hamil sembilan bulan, Jumana membawa keluarganya ke rumah kerabatnya.

“Kami tidak bisa tidur pada malam hari. Banyak sekali serangan dan kami tak bisa pergi ke tempat lain,” ucapnya.

“Perempuan hamil seperti saya semestinya sering berjalan kaki ke luar rumah, tapi karena perang ini saya tak bisa ke luar, bahkan untuk membeli makanan,” ujarnya kemudian.

Pada Jumat, 13 Oktober, Jumana akhirnya melahirkan. Semula, dia berencana untuk melakukan persalinan di Rumah Sakit Al-Shifa, yang merupakan rumah sakit besar di Gaza. Akan tetapi, rumah sakit tersebut kewalahan menangani pasien yang terluka dan korban tewas imbas serangan Israel.

Jumana akhirnya memutuskan melakukan persalinan di rumah sakit kecil di tengah Jalur Gaza yang berlokasi di Nuseirat, yakni Rumah Sakit Al-Awda. Dia juga menggambarkan situasi persalinannya di tengah gempuran Israel yang sangat menakutkan.

“Ada serangan artileri hebat di sebelah rumah sakit, suaranya sangat keras sehingga saya mengira serangan itu telah sampai ke rumah sakit. Orang-orang yang terluka terus berdatangan. Saya bisa mendengar teriakan dari segala arah. Saya juga memikirkan putri pertama saya. Saya mengkhawatirkannya karena dia jauh dari saya,” imbuhnya.

“Yang saya pikirkan hanyalah saya ingin melahirkan bayi saya, apapun yang terjadi,” lanjutnya lagi.

Tak ada tempat tidur rumah sakit yang tersedia setelah persalinannya. Dalam kondisi kesakitan dan pendarahan, Jumana harus menunggu sampai tempat tidur tersedia.

“Saya beruntung mendapatkannya, seorang perempuan lainnya yang berbaring di couch dan di lantai koridor rumah sakit setelah melahirkan,” katanya.

Meski sempat menghadapi masa-masa sulit, Jumana berhasil melahirkan seorang bayi perempuan yang diberi nama Talia. Kondisi bayinya juga baik dan sehat.

“Saya letih secara psychological. Saya tak lagi ingin melakukan apa pun,” ucapnya.

“Jika bukan karena perang, saya pasti ingin menggelar suatu acara yang indah satu pekan setelah persalinan. Saya akan mengundang seluruh anggota keluarga saya dan mengadakan aqiqah (perayaan tradisional islam untuknya,” kata Jumana.

Simak Video “Kondisi RS Gaza Krisis, Stok Obat Semakin Menipis
[Gambas:Video 20detik]
(suc/kna)

Bagaimana Cara Menggunakan BPJS Kesehatan untuk Melahirkan? Begini Tahapannya


Jakarta

Jelas, amat penting untuk mempersiapkan proses persalinan sematang mungkin. Salah satu yang tak boleh di-skip oleh para calon orang tua adalah perihal biaya melahirkan anak.

BPJS Kesehatan bisa menjadi salah satu solusi yang digunakan untuk meringankan biaya persalinan. Namun, rupanya masih ada banyak orang tua yang belum tahu bagaimana cara menggunakan BPJS Kesehatan untuk biaya persalinan.

Bagaimana cara menggunakan BPJS Kesehatan untuk biaya persalinan? Berikut ini adalah tata cara melahirkan dengan BPJS Kesehatan.

1. Datang ke FKTP

Hal pertama yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah datang ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang terdaftar pada kartu JKN-KIS. Di fasilitas kesehatan ini, ibu hamil juga akan menjalani pemeriksaan kehamilan secara rutin untuk memastikan ibu dan bayi yang dikandung dalam kondisi sehat.

2. Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan secara berkala akan dilakukan tenaga kesehatan untuk memantau perkembangan serta kesehatan ibu dan bayi. Apabila tidak ada komplikasi, maka persalinan regular dapat dilakukan di FKTP.

3. Melahirkan di Rumah Sakit dengan BPJS

Untuk bisa melahirkan di rumah sakit dengan BPJS Kesehatan, orang tua memerlukan surat rujukan dari FKTP di tempat ibu melakukan pemeriksaan secara berkala. Surat rujukan tersebut berguna untuk ibu mendapatkan akses ke fasilitas rumah sakit yang sesuai dengan kebutuhan.

Oleh karena itu, perlu diketahui ibu hamil hanya bisa melahirkan di rumah sakit dengan surat rujukan FKTP. Melahirkan di rumah sakit juga hanya bisa dilakukan apabila memang ibu hamil memerlukan tindakan medis lebih yang hanya bisa didapatkan di rumah sakit.

LANJUTKAN MEMBACA DI SINI

Simak Video “Kenapa Hidung Saya Membesar saat Hamil?
[Gambas:Video 20detik]
(avk/vyp)

Mengenal Sindrom Child Blues Pasca Melahirkan, Bisa Begini Dampaknya pada Ibu

Jakarta

Sebagian wanita mungkin pernah mengalami perubahan suasana hati setelah melahirkan. Kondisi ini kerap dikenal sebagai child blues syndrome (BBS) atau disebut postpartum misery syndrome.

Child blues adalah perasaan sedih dan gundah yang dialami beberapa wanita usai melahirkan. Kondisi ini masih tergolong ringan dan biasanya berlangsung hingga 2 minggu.

Penyebab Child Blues

Dikutip dari American Being pregnant Affiliation, sejauh ini penyebab pasti dari child blues masih belum diketahui. Namun, kondisi ini diduga karena hormon yang terjadi selama kehamilan dan pasca kelahiran (post-natal).

Pasalnya, perubahan hormonal ini dapat menghasilkan perubahan kimia otak yang mengakibatkan depresi. Selain itu, child blues juga bisa jadi disebabkan karena gangguan tidur hingga gangguan rutinitas seorang ibu, sehingga memicu emosi.

Gejala Child Blues

Gejala child blues biasanya akan muncul dalam waktu empat sampai lima hari setelah kelahiran bayi. Adapun gejalanya, seperti:

  • Menangis atau menangis tanpa alasan yang jelas
  • Ketidaksabaran
  • Mudah marah
  • Merasa gelisah
  • Merasa cemas
  • Kelelahan
  • Insomnia (bahkan ketika bayi sedang tidur)
  • Selalu merasa sedih
  • Perubahan temper
  • Sulit berkonsentrasi

Gejala ini biasanya terjadi selama beberapa menit hingga beberapa jam setiap hari. Nantinya, gejala tersebut akan berkurang dan hilang dalam 14 hari setelah melahirkan.

Kondisi child blues ini bisa juga menjadi berbahaya jika terjadi lebih dari 2 minggu, yang disebut sebagai postpartum melancholy (PPD). Jika mengalami kondisi tersebut, sebaiknya segera mengunjungi dokter atau berkonsultasi dengan psikolog.

NEXT: Bisa Terjadi Pada Ayah

BPOM AS Setujui Obat Oral Pertama untuk Obati Depresi Pasca Melahirkan


Jakarta

Meals and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat mengumumkan telah menyetujui obat oral pertama untuk depresi pasca melahirkan. Obat tersebut adalah zuranolone yang diberi merek Zurzuvae oleh Sage Therapeutics dan Biogen.

Zuranolone disetujui untuk penggunaan orang dewasa yang melakukan pengobatan depresi pasca persalinan, seperti episode depresi berat yang dimulai setelah melahirkan atau tahap akhir kehamilan. Kondisi ini mempengaruhi sekitar 15 persen wanita dalam beberapa minggu atau bulan setelah melahirkan.

“Memiliki akses ke pengobatan oral akan menjadi pilihan yang bermanfaat bagi banyak wanita ini yang menghadapi perasaan ekstrem, dan terkadang mengancam nyawa,” ucap Dr Tiffany Farchione, direktur Divisi Psikiatri di Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat FDA dikutip dari CBS Information, Minggu (6/8/2023).

Nantinya pil tersebut dikonsumsi hanya selama dua minggu. Obat tersebut dinilai memberikan peningkatan cepat pada kondisi ibu untuk menjadi lebih baik setelah melahirkan.

“Wanita melaporkan peningkatan yang cepat dalam depresi mereka sejak hari ketiga,” kata Dr Kristina Deligiannidis, profesor di Institut Ilmu Perilaku di Institut Penelitian Medis Feinstein di New York.

Depresi pasca persalinan bisa menjadi parah bagi beberapa wanita. Bahkan dalam beberapa kasus bisa terjadi dalam waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

“Ini bukan child blues. Ini bukan fluktuasi hormon regular sementara yang dapat mempengaruhi suasana hati kita setelah melahirkan dan kemudian hilang dengan sendirinya,” kata Deligiannidis.

Zuranolone bekerja sebagai steroid kerja cepat yang berikatan dengan reseptor GABA di dalam otak, secara efektif mengatur ulang neurotransmiter yang dibuang pada pasien yang berjuang melawan depresi.

“Pada orang dengan depresi, ini dapat membantu dengan cepat menyeimbangkan kembali jaringan saraf yang tidak teratur untuk membantu memulihkan fungsi otak. Zuranolone menargetkan jaringan otak yang bertanggung jawab atas fungsi seperti suasana hati, gairah, perilaku, dan kognisi,” kata perusahaan tersebut dalam sebuah rilis tahun lalu.

Adapun efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat ini adalah rasa ngantuk, kelelahan, diare, pusing, flu biasa, dan infeksi saluran kemih. Obat tersebut juga dapat menyebabkan kerusakan pada janin, sehingga wanita yang meminumnya harus menggunakan kontrasepsi atau konsultasi terlebih dahulu oleh dokter yang bersangkutan.

Simak Video “Zuranolone, Pil Depresi Pasca-melahirkan yang Baru Saja Disetujui FDA
[Gambas:Video 20detik]
(avk/suc)