Tag: Kerja

Mandi Air Hangat Usai Kerja, Apa Manfaatnya buat Tubuh?


Jakarta

Tidak sedikit karyawan kantoran yang merasakan lelah selepas bekerja. Bahkan sebagian dari mereka mengalami stres yang diakibatkan tekanan pekerjaan. Oleh karena itu, rasa lelah ini dapat dirasakan dari segi fisik maupun pikiran.

Terlebih saat ini polusi semakin meningkat yang dapat memperburuk keadaan tubuh, terutama saat kondisi sedang lelah. Pada umumnya saat tubuh merasa lelah kita membutuhkan jeda atau istirahat agar tubuh rileks. Salah satu cara untuk meredakan lelah tersebut adalah dengan mandi air hangat.

Dilansir heatline.com, mandi menggunakan air hangat dapat meredakan stres karena mengaktifkan sistem saraf parasimpatis. Tak hanya itu, air hangat mampu membuka pori-pori yang memberikan manfaat untuk menghilangkan kotoran pada tubuh.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Air hangat juga membantu mengurangi gejala pilek dan batuk karena uap panas yang diberikan membantu saluran udara terbuka sehingga kotoran dalam hidung dapat dibersihkan dengan mudah.

Namun, mandi air hangat juga perlu didukung oleh kualitas air yang bersih agar memberikan manfaat maksimal pada tubuh.

Lini produk pemanas air dari Ariston.Lini produk pemanas air dari Ariston. Foto: dok. Muhammad Sulthon/detikcom

Dalam mendukung kualitas air menjadi lebih baik dan terhindar dari bakteri. Ariston melalui teknologi AG+ pada water heater-nya mampu membunuh bakteri, sehingga kualitas air menjadi lebih sehat dan tentunya membantu meredakan stres ketika selesai bekerja.

“Ada beberapa sequence, dari sequence menengah ke atas kita sudah menaruh fitur untuk AG+nya. Jadi kita (produk) bisa membunuh bakteri juga untuk air yang keluar dari sana,” ujar Advertising & E-Commerce Director PT Ariston Group Indonesia David Karlowee kepada wartawan, saat peresmian Ariston Expertise Heart, Rabu (27/9/2023).

“AG+ itu adalah silver sebenarnya, jadi ada materials silver di sana sehingga itu sudah terkenal. Kalau untuk di produk elektronik apapun selalu mengatakan AG+ dan mereka menggunakan silver untuk pembunuhan bakteri,” tambahnya.

Tak hanya itu, produk Ariston dapat memanaskan air dengan cepat sehingga membantu Anda ketika ingin menggunakan air hangat saat mandi. Temperatur suhu juga dapat diatur sesuai keinginan Anda melalui gawai atau produk itu sendiri.

Bagi Anda yang menginginkan produk Ariston, kini dapat ditemui di Ariston Expertise Heart yang berada di lantai 1, Gandaria Metropolis Mall. Galeri produk ini menyuguhkan produk-produk berkualitas tinggi untuk menunjang kebutuhan rumah tangga.

Simak Video “Hati-hati! Ini Dampak Kecanduan Nonton Movie Porno ke Gairah Seksual
[Gambas:Video 20detik]
(prf/ega)

Desainer Grafis Tewas di Kamar Kos, Kerja Berlebihan Picu Serangan Jantung?


Jakarta

Seorang desainer grafis, Adi (30), ditemukan meninggal di kamar kosnya di Bantul. Keterangan keluarga menyebut bahwa Adi memang kerap begadang dan mengonsumsi kopi.

“Dari keterangan keluarga, beberapa hari yang lalu korban cerita sakit asam lambung. Kemungkinan karena pekerjaan korban seorang desain grafis, yang membuatnya sering begadang dan gemar minum kopi,” kata Kepala Seksi Humas Polres Bantul, Iptu I Nengah Jeffry Prana Widnyana kepada detikJateng.

Terlepas dari kasus tersebut, minum kopi membuat seseorang memang lebih terjaga sepanjang malam sehingga kelelahan tak terhindarkan. Kondisi kelelahan ini regular terjadi, namun bila terjadi terus-menerus, dapat menimbulkan risiko bahaya, bahkan menjadi pemicu terjadinya serangan jantung.

“Seseorang yang bekerja terlalu lelah, terlalu capek, lupa istirahat, lalu jadi serangan jantung itu bisa,” kata spesialis jamtung dr Vito Anggarino Damay, SpJP(Ok) dalam keterangan video yang dikutip atas izin yang bersangkutan, Jumat (21/7/2023).

dr Vito menyoroti bahwa kelelahan dan stres berlebih berakibat deadly secara psychological dan psikis, yang kemudian memicu serangan jantung. Namun, hal ini tentu dengan catatan, orang yang mengalami kondisi tersebut telah memiliki riwayat sakit jantung.

“Karena stres sendiri, secara psychological, secara psikis, itu memang bisa menyebabkan seseorang terpicu sakit jantung, dan kemudian serangan jantung. Akan tetapi, orang ini pastinya sudah punya penyakit jantung sebelumnya,” kata dr Vito.

Kondisi serangan jantung ini bisa makin serius ketika seseorang telah mengidap sakit jantung namun belum terdeteksi dini. Pada kasus seperti ini, memicu lebih besar terjadinya serangan jantung mendadak.

“Nggak punya keluhan, nggak ada kendala, biasa olahraga, mungkin orangnya baik-baik saja, maka dia merasa tidak punya sakit jantung. Inilah yang terjadi pada orang-orang yang serangan jantung mendadak,” jelas dr Vito.

Deteksi dini terhadap penyakit jantung perlu dilakukan agar terhindar dari serangan jantung mendadak akibat kelelahan berlebih. Hal ini tentu menjadi langkah preventif untuk memahami kondisi tubuh.

Simak Video “Kriteria Pasien Sakit Jantung yang Bisa Jalani Bedah Minimally Invasive
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Atasi Sakit Punggung Akibat Kerja dengan Rehabilitasi Medik Eka Hospital

Jakarta

Menjalankan aktivitas sehari-hari sering menimbulkan masalah pada punggung maupun pinggang bagi pekerja. Tak hanya pekerja lapangan, para pekerja kantoran pun dapat mengalami hal serupa meski menghabiskan sebagian harinya dengan duduk di depan meja dan memandang layar.

Meski terlihat sepele, terlalu lama duduk justru dapat berdampak buruk pada postur dan tulang belakang. Bahkan, hal ini bisa menyebabkan masalah seperti nyeri punggung, bahu, hingga lengan, menyebabkan keterbatasan dalam beraktivitas dan sering kali mengganggu kenyamanan. Jika tidak segera ditangani, rasa nyeri ini bisa berujung menjadi kronis dan akan terus menyerang dalam jangka waktu yang panjang.

Bagi Anda yang sering mengalaminya, tidak perlu khawatir. Sebab, kondisi tersebut bisa pulih jika ditangani dengan benar dan konsisten, yaitu melalui program rehabilitasi medik. Mungkin Anda akan berpikir, apakah perlu melakukan program rehabilitas medik hanya untuk mengatasi gangguan sakit punggung biasa? Jawabannya tentu saja dan begini penjelasannya.

Apa Itu Program Rehabilitasi Medik?

Rehabilitasi medik adalah sebuah program terapi intensif yang ditujukan untuk pasien yang mengalami masalah nyeri, gangguan dan penurunan fungsi pada otot, tulang, persendian, tendon, jaringan ikat, dan saraf yang diakibatkan sakit atau cedera. Tujuannya untuk menghilangkan nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional seseorang agar bisa kembali bergerak, dan beraktivitas dengan optimum.

Menurut konsultan rehabilitasi medik Eka Hospital BSD, dr. A. Penny Kusumastuti, Sp.Ok.F.R., M.S.(Ok), program rehabilitasi dapat digunakan pada pasien yang mengalami penurunan fungsional pada anggota tubuhnya. Program ini dapat mendukung mereka dalam mengurangi rasa sakit yang kerap dialami, seperti masalah pada postur tulang belakang dan otot-otot. Hal ini cocok untuk dilakukan oleh pekerja yang biasa menghabiskan separuh harinya duduk di depan layar.

“Terapi rehabilitasi medik dilaksanakan untuk melatih tulang serta otot-otot pasien untuk menjaga kekuatan serta ketahanan sehingga tubuh mampu untuk bekerja dalam jangka panjang, dengan itu kami bisa mengurangi rasa nyeri yang dirasakan dan mengembalikan mereka ke dalam fisik terbaik dan mereka bisa kembali beraktivitas dengan regular,” ujar dr. Penny dalam keterangan tertulis, Selasa (6/6/2023).

Bagaimana Rehabilitasi Medik Bisa Mengatasi Penurunan Fungsi Fisik?

Terapi rehabilitasi medik dipergunakan dalam dunia kedokteran untuk membantu pasien kembali ke dalam kondisi fisik terbaik. Gangguan kesehatan, seperti sakit punggung, bahu, pinggul, hingga lengan dan kaki dapat dilatih kembali dengan menggunakan alat-alat yang spesifik untuk melatih anggota tubuh Anda.

Berdasarkan dari pengamatannya, dr. Penny mengatakan sekitar 80% kasus tulang belakang, seperti gangguan postur, nyeri pinggang, nyeri leher, bisa ditangani dengan terapi. Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi akan memastikan prognosis dan membuat program terapi sesuai kondisi sakit atau masalah nya. Oleh karena itu, terapi rehabilitasi medik akan sangat cocok sebagai program pemulihan anda dalam mengurangi rasa nyeri serta gejala untuk jangka waktu panjang.

Siapa yang Membutuhkan Rehabilitasi Medik?

Beberapa kasus yang membutuhkan rehabilitasi medik sebagai program pemulihannya dalam kembali ke fisik terbaik, antara lain:

  • Nyeri pinggang atau saraf terjepit (HNP).
  • Nyeri leher dan punggung bagian atas.
  • Nyeri bahu akibat sakit karena proses degeneratif atau akibat cedera, frozen shoulder.
  • Gangguan postur tubuh seperti skoliosis.
  • Amputasi Lansia dengan penyakit sendi degeneratif seperti osteoarthritis dan osteoporosis.
  • Mengalami cedera otot atau tulang seperti patah tulang atau robekan tendon.
  • Pasca stroke.
  • Cedera tulang belakang.
  • Cedera saraf.
  • Pasca operasi backbone dan operasi orthopedi lainnya.

Program Rehabilitasi Medik di Eka Hospital

Eka Hospital telah menghadirkan ruangan yang dirancang khusus untuk perawatan rehabilitasi medik. Di sini anda akan menjalani rangkaian program fisioterapi dan terapi latihan seperti Latihan penguatan, kelenturan, ketahanan, perbaikan postur, keseimbangan, dan latihan lainnya untuk membantu Anda pulih kembali ke kondisi terbaik.

Sesi terapi biasanya berjalan selama 60-90 menit dan dilakukan sebanyak 2-3 kali dalam seminggu. Untuk pasien yang kemampuan fisiknya sudah sangat berkurang, seperti lansia, mungkin akan memakan waktu lebih lama. Namun, setiap orang akan memiliki program yang dipersonalisasi tergantung dari kondisi yang dimiliki oleh setiap pasien.

Eka HospitalFoto: Eka Hospital

Adapun beberapa alat yang saat ini sudah disediakan dengan manfaat yang bervariasi yang bisa Anda gunakan di Eka Hospital sebagai program dari rehabilitasi medik, seperti mengatasi sakit punggung hingga masalah berat seperti stroke dan cedera tulang belakang. Beberapa alat yang tersedia yaitu:

  • Entire Physique Coach, yakni alat latih dengan permukaan yang dapat bergoyang. Alat ini berguna untuk melatih keseimbangan, penguatan dan koordinasi gerak seluruh anggota tubuh.
  • Standing Stability Coach, yaitu alat untuk melatih pasien untuk mampu berdiri, mempertahankan postur, meningkatkan kekuatan otot-otot spinal, hip dan knee yang sangat dibutuhkan saat posisi berdiri, seperti pada pasien stroke, cedera tulang belakang yang mengalami penurunan kekuatan otot/ kelumpuhan.
  • Purple Wire Suspension, yang merupakan media fleksibel yang menggunakan tali atau sling suspension untuk melatih dan meningkatkan kekuatan otot spinal maupun anggota gerak, koordinasi sistem saraf dan otot, memperbaiki lingkup gerak sendi, memperbaiki management postur tubuh dan keseimbangan.
  • Cycle Motus adalah alat yang menggunakan pedal atau kayuhan, dapat digunakan untuk tungkai bawah maupun tungkai atas untuk melatih kekuatan otot, endurance (ketahanan) otot maupun endurance fungsi jantung dan pernafasan.
  • EN Dynamic, yang merupakan alat untuk menangani masalah pada pinggang/punggung, juga tungkai bawah.
  • EN Tree, yakni alat untuk melatih penguatan otot-otot trunk/spinal, tungkai atas, tungkai bawah, perbaikan postur.
    EN Squat, yaitu alat untuk melatih penguatan & endurance otot-otot dan meningkatkan lingkup gerak sendi panggul, lutut dan kaki.

Dipimpin oleh dr. A. Penny, Rehabilitasi Medik & Fisioterapi tersebut merupakan bagian dari Gatam Institute, pusat layanan ortopedi dan tulang belakang dari Eka Hospital Group.

Pusat unggulan tersebut didukung oleh berbagai crew dokter sub spesialis ortopedi yang lengkap dan profesional serta peralatan yang dapat menangani beberapa kasus seperti tulang belakang, lutut panggul, cedera olahraga, hingga ortopedi anak yang juga dapat mendukung proses fisioterapi dari program rehabilitasi medik.

(Content material Promotion/Eka Hospital)

Peranan K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja) Di Rumah Sakit

Peranan K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja) Di Rumah Sakit

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.

Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Jika memperhatikan isi dari pasal di atas maka jelaslah bahwa Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung RS.

Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS.
Potensi bahaya di RS, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anastesi, gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di RS, para pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan RS.

Sumber: //nadzibillah.blogspot.co.id/
Cc : Dewi Yanti Gustiandini, S.KMĀ