Tag: KENDALIKAN

Kontroversi Peneliti Rusia Nekat Operasi Otaknya Sendiri Demi Kendalikan Mimpi

Jakarta

Seorang peneliti Rusia Michael Raduga (40) yang memiliki ‘pengikut sekte’ dilaporkan kehabisan lebih dari satu liter darah karena melakukan operasi otaknya sendiri di rumahnya di Kazakhstan. Hal itu dilakukannya untuk menanamkan chip elektroda yang suatu hari nanti diklaim untuk mengendalikan lucid dream seperti di movie Inception.

Dalam sebuah rekaman prosedur, terlihat ia membuka bagian belakang tengkoraknya dengan bor sambil menahan kulitnya dengan klip kertas. Studi yang berbahaya tersebut belum muncul di jurnal manapun, namun Raduga mengklaim dirinya perlu melakukan itu sendiri.

“Saya senang saya selama tetapi saya siap untuk mati,” ucap Raduga dikutip dari Every day Mail, Selasa (18/7/2023).

“Bagi banyak orang, itu akan menjadi semacam hiburan. Sekarang, bayangkan orang lumpuh yang tidak dapat mengalami apa pun dalam hidup ini dan sekarang kami menemukan cara untuk membantunya masuk ke dalam lucid dream di mana segala sesuatu mungkin terjadi. Berhubungan seks, makan sesuatu, lakukan sesuatu yang menarik,” sambungnya.

Raduga merupakan pendiri Part Analysis Middle yang mengklaim dapat memberikan panduan pemula tentang bagaimana mengalami sleep paralyze, pengalaman ‘keluar dari tubuh’, dan proyeksi astral.

Dengan implan platinum dan silikon terbarunya, Raduga mengklaim telah meningkatkan kemampuan alatnya menggunakan listrik untuk memicu tindakan tertentu dalam mimpi. Ia berhasil memasukkan chip ke dalam otaknya usai menonton video Youtube bedah saraf selama berjam-jam dan berlatih menggunakan lima domba.

Selama menjalani operasi Raduga mengaku khawatir akan kehabisan darahnya. Hal itu berpotensi untuk membuatnya tidak sadarkan diri. Proses operasi akhirnya selesai dalam 10 jam.

“Cepat atau lambat secara umum kita akan mengerti bahwa kita memiliki dunia di mana segala sesuatu mungkin terjadi,” katanya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu | WASPADAI HIPERTENSI, KENDALIKAN TEKANAN DARAH

Pemeriksaan Tekanan Darah di Dinas Perhubungan Kab. OKU

Tekanan
Darah adalah tekanan yang terdapat dalam pembuluh darah yang mengalir sampai
diseluruh tubuh dalam jumlah yang cukup dan waktu yang tepat.

Tekanan darah seseorang
ditandai dengan dua ukuran, yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah
diastolik

Tekanan darah disebut
regular apabila tekanan darah tekanan darah sistolik kurang dari 120 mmhg dan
tekanan darah diastolik kurang dari 80mmhg

Skrining Kesehatan pada Usia Produktif

Dikatakan mulai terkena
penyakit darah tinggi jika tekanan darah sistolik berada pada kisaran 120-139
mmHg atau tekanan darah sistolik pada kisaran 80-99 mmHg.

Faktor-faktor resiko penyakit jantung koroner sebagai akibat dari penyakit hipertensi yang tidak ditangani secara baik dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu :

Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Diubah

  • Umur
  • Jenis Kelamin
  • Keturan (Genetik)

Faktor Resiko Yang Dapat Diubah

  • Kegemukan (Obesitas)
  • Psikososial dan Stress
  • Merokok
  • Olalraga
  • Konsumsi Alkohol
  • Konsumsi Garam Berlebihan

Tanda dan Gejala Hipertensi

  1. Sakit kepala dan pusing
  2. Rasa berat ditengkuk
  3. Mudah marah dan wajah kemerahan
  4. Telinga berdenging
  5. Kelelahan

Makanan
Yang Diperbolehkan Untuk Hipertensi

  1. Sumber protein hewani, meliputi daging
    ayam, kecuali jerohan, ikan laut tidak asin, putih telur
  2. Sumber protien nabati, meliputi semua
    kacang-kacangan yang diolah tanpa garam
  3. Sayuran, meliputi semua sayuran yang
    hijau dan segar tanpa diawetkan kecuali daun singkong, daun melinjo
  4. Buah-buahan, meliputi semua buah segar
    tanpa diawetkan kecuali buah durian
  5. Minuman, meliputi air mineral, teh, susu
    rendah lemak

Tatalaksana
Pengendalian Penyakit Hipertensi dilakukan dengan pendekatan :

  1. Promosi kesehatan diharapkan dapat
    memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri serta kondisi lingkungan
    sosial, diintervensi dengan kebijakan publik, serta dengan meningkatkan
    pengetahuan dan kesadaran masyarkat mengenai perilaku hidup sehat dalam
    pengendalian hipertensi
  2. Preventif dengan cara larangan merokok,
    peningkatan gizi seimbang dan aktifitas fisik untuk mencegah timbulnya faktor
    resiko menjadi lebih buruk dan menghindari terjadi rekurensi (kambuh) faktor
    resiko
  3. Kuratif dilakukan melalui pengobatan farmokologis
    dan tindakan yang diperlukan. Kematian mendadak yang menjadi kasus utama
    diharapkan berkurang dengan dilakukanya pengembangan manajemen kasus dan
    penanganan kegawatdaruratan disemua tingkat pelayanan dengan melibatkan
    organisasi profesi, pengelola program dan pelaksana pelayanan yang dibutuhkan
    dalam pengendalian hipertensi.
  4. Rehabilitatif dilakukan agar penderita tidak
    jatuh pada keadaan yang lebih buruk dengan melakukan kontrol teratur dan
    fisiotrafi komplikasi serangan hipertensi yang deadly dapat diturunkan dengan
    mengembangkan manajemen rehabilitasi kasus dengan melibatkan unsur organisasi
    profesi, pengelola program dan pelaksana pelayanan di berbagai tingkatan.

Tujuan
dari promosi adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
pencegahan dan penanggulangan PTM agar tidak menderita penyakit hipertensi,
pencegahan dimaksud dengan menjalankan pola hidup sehat, berupa food plan seimbang
dengan mengurangi konsumsi lemak jenuh, garam, dan memperbanyak makan sayur dan
buah-buahan, tidak merokok, perbanyak aktivitas.

Promosi
pencegahan dan penanggulangan hipertensi dilakukan dengan menjadi jejaring
kerja, sebagai visi untuk membentuk discussion board komunikasi prima, dalam melakukan
promosi dapat dibentuk kelompok-kelompok dalam pembelajaran, memotivasi dan
melakukan perubahan pola hidup.

Promosi
bagi pencegahan dan penanggulangan hipertensi yang efektif bila dilakukan dalam
intensitas yang memadai serta berkesinambungan dan dalam waktu yang cukup lama,
promosi dapat dilakukan dengan menggunakan media cetak dan elektronik.

Kesimpulan
:

  • Penyakit Hipertensi masih merupakan
    masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hal ini disebabkan makin
    meningkatnya usia harapan hidup masyarakat Indonesia dan makin tingginya
    pajanan faktor resiko, yaitu hal-hal yang mempengaruhi atau menyebabkan
    terjadinya penyakit tidak menular pada seseorang atau kelompok tertentu.
  • Program pengendalian hipertensi di
    Indonesia, meliputi : penyuluhan (KIE), Kemitraan, Penemuan dan Tatalaksana
    Kasus, Survailans Epedemiologi (Kasus dan Faktor Resiko), Upaya Peningkatan
    Peran Serta Masyarakat dalm Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak
    Menular Melalui Kajian Aspek Sosial Budaya dan Perilaku Masyarakat, serta
    Pemantauan dan Penilaian.

Cegah hipertensi dengan Gaya Hidup, CERDIK

C
= Cek kesehatan secara rutin

E
= enyahkan asap rokok

R
= rajin aktivitas fisik

D
= Food regimen seimbang

I
= Istirahat cukup

Okay
= Kelola stres

Kendalikan hipertensi dengan PATUH

P = periksa kesehatan secara rutin dan ikuti aturan dokter

A
= atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur

T
= tetap food plan dengan gizi seimbang

U
= upayakan aktivitas fisik dengan aman

H = hindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya