Tag: Ginjal

10 Tanda Ada Masalah di Ginjal yang Sering Diabaikan, Termasuk Mudah Lelah

Jakarta

Ginjal adalah salah satu organ terpenting untuk menjaga keseimbangan tubuh. Tugas utama ginjal adalah membuang limbah dari darah dan mengembalikan darah yang telah dibersihkan ke tubuh.

Jika ginjal tidak berfungsi dengan baik, hal ini akan berujung pada berbagai masalah kesehatan dan komplikasi. Alhasil, penyakit ginjal akan sulit untuk diobati jika kondisinya sudah parah.

Oleh sebab itu, penting untuk mencegah dan menangani penyakit ginjal sedini mungkin. Salah satu caranya adalah dengan mewaspadai beberapa tanda awal masalah pada ginjal yang sering diabaikan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari WebMD, berikut adalah 10 tanda masalah pada ginjal yang harus diwaspadai.

1. Selalu lelah

Ginjal menyaring limbah dari darah dan mengeluarkannya melalui air seni. Ketika ginjal tidak bekerja dengan baik, racun dapat menumpuk. Salah satu tanda yang umum adalah kelelahan.

Seseorang mungkin merasa lelah, lemah, atau sulit berkonsentrasi. Ginjal memproduksi hormon yang memerintahkan tubuh untuk membuat sel darah merah. Jika jumlah sel darah merah kurang, darah tidak dapat menyalurkan oksigen ke otot dan otak sebanyak yang dibutuhkan.

2. Kualitas tidur yang buruk

Penelitian menunjukkan kemungkinan hubungan antara sleep apnea dan penyakit ginjal kronis, yang lama kelamaan akan merusak organ-organ tubuh dan dapat menyebabkan gagal ginjal.

Apnea tidur dapat merusak ginjal seseorang dengan mencegah tubuh dari mendapatkan oksigen yang cukup. Penyakit ginjal kronis kemudian dapat menyebabkan sleep apnea dengan mempersempit tenggorokan, penumpukan toksin, dan cara-cara lainnya.

3. Gatal-gatal pada kulit

Kulit gatal dapat terjadi jika ginjal tidak dapat membuang racun sehingga menumpuk di dalam darah. Hal ini dapat menyebabkan ruam atau membuat seseorang merasa gatal.

Seiring waktu, ginjal mungkin tidak dapat menyeimbangkan mineral dan nutrisi dalam tubuh. Alhasil, kondisi ini dapat menyebabkan penyakit mineral dan tulang, yang dapat membuat kulit Anda kering dan gatal.

4. Bengkak pada wajah dan kaki

Ketika ginjal tidak dapat membuang natrium dengan baik, cairan akan menumpuk di dalam tubuh. Hal ini dapat menyebabkan tangan, kaki, pergelangan kaki, tungkai, atau wajah bengkak.

Seseorang mungkin akan merasakan pembengkakan terutama pada kaki dan pergelangan kaki. Selain itu, protein yang keluar melalui urin dapat terlihat sebagai pembengkakan di sekitar mata.

5. Kram otot

Kram pada kaki dan bagian tubuh lainnya dapat merupakan tanda fungsi ginjal yang buruk. Pasalnya, ketidakseimbangan kadar natrium, kalsium, kalium, atau elektrolit lainnya dapat mengganggu kerja otot dan saraf.

6. Sesak napas

Bila seseorang menderita penyakit ginjal, organ-organ tubuhnya tidak menghasilkan cukup hormon eritropoietin. Hormon ini memberi sinyal kepada tubuh untuk membuat sel darah merah.

Tanpa hormon ini, seseorang bisa mengalami anemia dan merasa sesak napas. Penyebab lainnya adalah penumpukan cairan. Seseorang mungkin mengalami kesulitan mengatur napas. Dalam kasus yang serius, berbaring dapat membuat tubuh terasa seperti tenggelam.

7. Kepala Berkabut

Ketika ginjal tidak menyaring semua limbah dari tubuh, racun-racun tersebut dapat mempengaruhi otak. Anemia juga dapat menghalangi otak dari suplai oksigen yang dibutuhkannya.

Seseorang mungkin merasa pusing dan mengalami masalah dengan konsentrasi dan daya ingat. Dirinya mungkin menjadi sangat bingung sehingga mengalami kesulitan dalam melakukan tugas-tugas sederhana.

8. Nafsu Makan Rendah

Penyakit ginjal dapat menyebabkan mual atau muntah dan membuat perut terasa sakit yang dapat membuat seseorang tidak nafsu makan. Hal itu terkadang dapat menyebabkan penurunan berat badan.

9. Nafas yang Bau

Ketika ginjal tidak dapat menyaring limbah, hal ini dapat menyebabkan kondisi yang disebut uremia. Kondisi ini dapat membuat mulut seseorang berbau. Selain itu, racun dalam aliran darah dapat membuat makanan terasa seperti logam atau tidak enak.

10. Air seni berbusa, kecoklatan, atau berdarah

Kencing berbusa bisa jadi merupakan tanda terlalu banyak protein yang disebut albumin. Hal ini dapat diakibatkan oleh masalah ginjal. Begitu juga dengan air seni yang berwarna kecoklatan atau sangat pucat.

Fungsi ginjal yang rusak juga dapat menyebabkan darah bocor ke dalam kandung kemih.

Adapun darah dalam air seni juga dapat disebabkan oleh batu ginjal, tumor, atau infeksi.

Simak Video “KuTips Cegah ‘Kena Psychological’ dan Kecanduan Imbas Foremost Medsos
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

6 Ciri-ciri Batu Ginjal yang Harus Diwaspadai sejak Dini

Jakarta

Batu ginjal, atau yang disebut juga dengan nefrolitiasis, adalah kondisi akibat terbentuknya endapan padat di dalam ginjal. Biasanya, endapan tersebut berasal dari zat-zat kimia yang ada di dalam urine.

Batu ginjal dapat terjadi di sepanjang saluran urine, seperti ureter, uretra, dan kandung kemih. Ukuran batu ginjal bisa bervariasi, mulai dari sekecil butiran pasir hingga sebesar bola golf.

Ketika masih dalam tahap awal, ciri-ciri batu ginjal sering tidak terdeteksi, apalagi jika ukuran batu ginjal sangat kecil. Namun seiring berjalannya waktu, ukuran batu ginjal bisa semakin bertambah besar hingga akhirnya menghambat aliran urine. Pergerakan batu ginjal di sepanjang saluran urine juga dapat menyebabkan rasa sakit.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena itu, penting untuk mengetahui ciri-ciri batu ginjal sejak dini guna melakukan upaya pencegahan, sehingga kondisinya tidak semakin parah dan menimbulkan komplikasi.

Ciri-ciri Batu Ginjal

1. Kolik Ginjal

Ciri-ciri batu ginjal yang paling khas adalah kolik ginjal, yakni rasa sakit tajam dan menusuk yang terjadi di salah satu sisi tubuh atau punggung. Batu ginjal dapat menghambat saluran urine. Ketika batu ginjal tersangkut di saluran kencing, hal ini dapat menghambat aliran urine dan menyebabkan pembengkakan pada ginjal serta membuat ureter menjadi kejang. Inilah yang kemudian memicu munculnya rasa sakit hebat di sisi tubuh, punggung, atau di bawah tulang rusuk.

2. Mual dan muntah

Ciri-ciri batu ginjal juga bisa berupa mual dan muntah. Gejala ini muncul karena adanya koneksi saraf yang sama antara ginjal dan saluran pencernaan. Akibatnya, batu ginjal juga dapat menyebabkan sakit perut. Mual dan muntah merupakan cara tubuh merespons terhadap rasa sakit tersebut.

3. Darah di urine

Batu ginjal yang berukuran sangat kecil biasanya dapat dikeluarkan dengan mudah bersama urine tanpa gejala yang berarti. Tapi batu ginjal yang sudah berukuran cukup besar dapat dengan mudah tersangkut di bagian ginjal maupun saluran kemih.

Batu ginjal yang tersangkut dapat menimbulkan kerusakan pada sel-sel di lapisan saluran kemih, yang kemudian menyebabkan luka dan memungkinkan darah masuk ke dalam urine.

4. Nyeri ketika buang air kecil

Pengidap batu ginjal juga bisa mengalami nyeri saat buang air kecil. Endapan batu ginjal memiliki struktur yang keras dan tajam, sehingga ketika bergerak di sepanjang saluran urine dapat menimbulkan rasa sakit. Batu ginjal yang tersangkut di saluran kemih juga bisa menimbulkan nyeri saat buang air kecil.

5. Sering buang air kecil

Selain menimbulkan nyeri, batu ginjal juga bisa membuat pengidapnya sering buang air kecil. Ketika batu ginjal bergerak atau tersumbat di saluran kemih bagian bawah, seperti uretra, maka dapat memunculkan rasa ingin buang air kecil. Biasanya, rasa tersebut tidak hilang meski sudah buang air kecil. Inilah yang menyebabkan pengidap batu ginjal sering buang air kecil dalam quantity yang sedikit.

6. Urine bau dan berbuih

Urine berbau atau berbuih adalah salah satu ciri-ciri batu ginjal yang cukup mudah untuk dikenali. Buih atau aroma tak sedap itu disebabkan oleh infeksi bakteri atau nanah yang berasal dari saluran kemih.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pergerakan batu ginjal dapat menyebabkan luka di saluran kemih. Jika luka tersebut sampai mengalami infeksi, maka bisa menimbulkan nanah yang kemudian bercampur dengan urine yang dikeluarkan dari dalam tubuh.

Simak Video “Bukan Mitos! Sering Menahan Kencing Bisa Sebabkan Batu Ginjal
[Gambas:Video 20detik]
(ath/kna)

Catat, Ini 5 Minuman Detoks Terbaik untuk Cegah Kerusakan Ginjal

Jakarta

Dalam menjaga kesehatan tubuh, ginjal memainkan peran penting untuk menyaring limbah dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Akibatnya, tubuh akan mengalami berbagai komplikasi dan masalah kesehatan jika fungsi ginjal terganggu.

Maka dari itu, pentingnya merawat organ ini tidak dapat diabaikan. Mengonsumsi minuman tertentu dapat menjadi strategi dalam menjaga kesehatan ginjal. Dikutip dari Harvard Well being Publishing dan GoodRX Well being, berikut adalah 5 minuman terbaik untuk ginjal.

1. Air putih

Sekitar 60-70 persen dari tubuh manusia adalah air. Ginjal adalah organ yang bergantung pada air untuk menghasilkan air seni, yang merupakan cara ginjal membuang limbah dari tubuh. Air juga membantu menjaga pembuluh darah tetap terbuka sehingga darah dapat mencapai organ-organ tubuh, termasuk ginjal.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebuah meta analisis dari Nationwide Kidney Basis menemukan bahwa orang yang mengeluarkan 2 hingga 2,5 liter urine setiap hari memiliki kemungkinan 50 persen lebih kecil untuk mengembangkan batu ginjal dibandingkan mereka yang mengeluarkan lebih sedikit. Untuk menghasilkan jumlah tersebut, seseorang perlu meminum sekitar 2 liter air putih setiap harinya.

2. Jus kranberi

Kranberi adalah buah yang kaya akan senyawa flavonoid. Jus kranberi dapat membantu mencegah infeksi saluran kemih (ISK) karena buah ini dapat membantu mencegah bakteri menempel pada saluran kemih.

Terlebih, penderita penyakit ginjal perlu ekstra hati-hati dalam mencegah ISK. Para ilmuwan berpendapat bahwa cranberry juga mengganggu bakteri yang menempel di ginjal, sama seperti mencegahnya menempel di saluran kemih.

Konsumsilah jus kranberi yang rendah gula atau tanpa pemanis. Pasalnya, gula tambahan dapat meningkatkan gula darah dan tekanan darah, yang keduanya berbahaya bagi ginjal.

3. Air atau jus lemon

Sitrat, garam dalam asam sitrat, berikatan dengan kalsium dan membantu menghalangi pembentukan batu. Penelitian telah menunjukkan bahwa minum 1/2 cangkir konsentrat jus lemon yang diencerkan dalam air setiap hari, atau perasan dua buah lemon, dapat meningkatkan sitrat dalam urin dan kemungkinan mengurangi risiko batu ginjal.

4. Kopi

Para ahli percaya bahwa kopi melindungi ginjal karena kopi dapat meningkatkan gula darah dan menurunkan peradangan pada ginjal. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kopi dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah terkena penyakit ginjal.

Meskipun demikian, tidak diketahui secara pasti apakah kopi dapat memperlambat seberapa cepat penyakit ginjal memburuk. Beberapa penelitian pun belum secara jelas mengetahui apakah kopi memiliki efek perlindungan yang sama bagi orang tanpa penyakit ginjal dengan mereka yang telah mengidapnya.

Oleh sebab itu, jika memiliki penyakit ginjal dan suka minum kppi, perhatikanlah hal-hal berikut:

  • Minum kopi secukupnya, usahakan kurang dari 3 cangkir sehari
  • Minumlah kopi hitam tanpa campuran
  • Minumlah kopi tanpa kafein (decaf) jika kopi biasa meningkatkan tekanan darah

5. Teh hijau

Teh hijau mengandung antioksidan berupa katekin. Senyawa ini membantu mengurangi peradangan dalam tubuh, yang dapat bermanfaat bagi ginjal. Teh hijau juga telah terbukti mengurangi risiko batu ginjal.

Teh hijau mengandung katekin, EGCG (epigallocatechin-3-gallate), yang mungkin sangat membantu bagi penderita penyakit ginjal. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa teh hijau dapat memperlambat penurunan penyakit ginjal kronis. Tetapi perlu untuk diketahui bahwa penelitian-penelitian ini dilakukan di laboratorium pada “mannequin penyakit”, bukan pada manusia yang sebenarnya.

Jadi, seperti halnya kopi, minumlah teh hijau dalam jumlah yang sedang jika memiliki penyakit ginjal.

Simak Video “Hati-hati! Aspartam Banyak Ditemukan di Minuman Soda
[Gambas:Video 20detik]
(Syifaa F. Izzati/kna)

Kanker Ginjal: Gejala, Stadium, hingga Pengobatan

Jakarta

Pengertian Kanker Ginjal

Kanker ginjal adalah kondisi ketika sel-sel ginjal tumbuh secara tidak regular dan membentuk massa atau tumor. Kanker terjadi ketika ada sesuatu yang memicu perubahan pada sel tersebut dan menyebabkannya tumbuh secara tidak terkendali.

Seiring berjalannya waktu, sel kanker tersebut dapat menyebar ke jaringan atau organ important lain. Fase ini disebut dengan metastasis.

Kanker ginjal umumnya terjadi pada orang berusia 60 tahun ke atas. Tingkat keparahan kanker ginjal tergantung pada letak sel kanker, ukuran, dan sudah sejauh apa sel kanker tersebut bermetastasis.

Penyebab Kanker Ginjal

Kanker ginjal terjadi karena perubahan (mutasi) gen pada sel-sel ginjal. Mutasi tersebut membuat sel ginjal tumbuh secara tidak regular dan tidak terkendali.

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab kanker ginjal. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan kanker ginjal, antara lain:

  • Merokok
  • Obesitas
  • Berusia lebih dari 60 tahun
  • Laki-laki
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Riwayat kanker ginjal pada keluarga
  • Paparan bahan kimia tertentu
  • Penyakit genetik, seperti Von Hippel-Lindau atau Tuberous Sclerosis complicated
  • Menjalani pengobatan ginjal jangka panjang, seperti cuci darah (dialisis)

Gejala Kanker Ginjal

Saat masih stadium awal, kanker ginjal kerap tidak menunjukkan gejala. Setelah memasuki stadium lanjut, gejala yang dapat muncul di antaranya:

  • Demam
  • Nyeri di sekitar punggung bawah dan pinggang
  • Benjolan di sekitar pinggang atau perut
  • Gampang kelelahan
  • Selera makan menurun
  • Berat badan turun tanpa alasan yang jelas
  • Kencing berdarah (hematuria)
  • Anemia
  • Tekanan darah tinggi
  • Keringat berlebih, terutama di malam hari
  • Analysis Kanker Ginjal

Analysis dilakukan dengan cara menanyakan seputar keluhan, kapan gejala muncul, riwayat penyakit pasien, dan lain sebagainya. Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi ada tidaknya benjolan atau pembengkakan di sekitar pinggang atau punggung bagian bawah.

Lebih lanjut, analysis kanker ginjal juga bisa ditunjang lewat pemeriksaan seperti:

  • Tes darah
  • Tes urine
  • Pemindaian dengan USG, CT scan, atau MRI
  • Biopsi ginjal

Stadium Kanker Ginjal

Setelah dilakukan pemeriksaan di atas, dokter bisa menentukan tingkat keparahan kanker ginjal yang dialami pasien. Stadium kanker ginjal terbagi atas:

Stadium 1

Tumor berdiameter tidak lebih dari 7 cm dan belum menyebar ke kelenjar di sekitarnya

Stadium 2

Kanker berdiametes lebih dari 7 cm, tetapi belum menyebar ke kelenjar di sekitarnya

Stadium 3

Kanker ginjal sudah menyebar ke kelenjar getah bening

Stadium 4

Kanker telah menyebar ke organ-organ lain, seperti pankreas, paru-paru, atau usus

Pengobatan Kanker Ginjal

Pengobatan kanker ginjal disesuaikan dengan ukuran, letak, tingkat keparahan, dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Pada stadium awal, kanker ginjal bisa ditangani dengan melakukan operasi:

  • Nefrektomi parsial untuk mengangkat bagian tertentu di ginjal yang terkena kanker
  • Nefrektomi radikal untuk mengangkat seluruh bagian ginjal yang terkena kanker

Bagi pasien yang tidak bisa menjalani operasi, maka opsi pengobatan lain yang bisa dilakukan antara lain:

Ablasi

Ablasi dapat dilakukan dengan dua cara:

  • Krioterapi, yaitu membekukan dan menghancurkan sel-sel kanker menggunakan nitrogen cair
  • Ablasi radiofrekuensi, yaitu terapi dengan gelombang suara berkekuatan tinggi untuk menghancurkan tumor

Radioterapi

Radioterapi bertujuan untuk membunuh sel kanker menggunakan sinar-X berkekuatan tinggi. Meski tidak bisa menyembuhkan kanker ginjal, terapi ini bisa memperlambat perkembangan sel kanker dan membantu mengendalikan gejala.

Terapi Obat yang Ditargetkan

Terapi ini dilakukan dengan cara memberikan obat-obat khusus untuk mengatasi perkembangan sel kanker. Misalnya, pemberian obat Sunitib yang dapat menghambat protein kinase yang membantu pertumbuhan sel kanker.

Obat-obatan lain yang dapat digunakan di antaranya Pazopanib untuk menghambat pertumbuhan sel kanker, Sorafenib untuk menghentikan pembentukan pembuluh darah yang dibutuhkan sel kanker, dan Everolimus yang bisa menghambat fungsi protein MTOR dalam membantu sel kanker tumbuh dan membelah diri.

Selain terapi di atas, kanker ginjal juga bisa ditangani dengan imunoterapi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap sel kanker. Pada kasus yang langka, kemoterapi juga bisa dilakukan.

Cara Mencegah Kanker Ginjal

Karena penyebab kanker ginjal masih belum diketahui secara pasti, tidak ada metode yang bisa menjamin pencegahan penyakit ini. Meski begitu, risiko kanker ginjal dapat dikurangi dengan menjalani pola hidup sehat seperti:

  • Tidak merokok
  • Menjaga tekanan darah tetap regular
  • Menjaga berat badan yang sehat dan ultimate
  • Mengonsumsi sayur dan buah
  • Rutin berolahraga

Simak Video “Simak Cara Perpanjang STR Seumur Hidup di SATUSEHAT SDMK
[Gambas:Video 20detik]
(ath/suc)

Ressa Herlambang Dibawa ke RS Imbas Infeksi Ginjal, Sempat Dehidrasi-Muntah


Jakarta

Penyanyi Ressa Herlambang baru-baru ini dilarikan ke RS karena mengalami infeksi ginjal dan usus. Ia mengaku sempat tak sadarkan diri selama dua hari akibat penyakit tersebut.

Ressa membagikan kabar terbaru terkait kesehatannya di media sosial Instagram. Dalam video yang diunggahnya, penyanyi berusia 36 tahun itu mengatakan sempat merasakan beberapa gejala sebelum dibawa ke RS. Di antaranya yakni sakit kepala, dehidrasi, dan muntah-muntah.

“Aku seperti kayak kekurangan cairan gitu, dan buang-buang air, dan muntah-muntah,” ujar Ressa dalam video yang diunggahnya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ressa mengatakan sebelumnya dia memang memiliki masalah di kepala akibat kekurangan oksigen.

“Memang sebelumnya aku ada masalah di kepalaku karena aku sedikit kekurangan oksigen, dan ini juga lagi rawat jalan. Karena aku hampir nggak sadar aku dikasih alat pacu jantung supaya tetap kesadaran aku stabil,” imbuhnya.

Selama di rumah sakit, Ressa sempat tak sadarkan diri selama dua hari karena kondisi tubuhnya yang sangat lemas.

“Kondisi aku lemas banget, aku sempat tak sadarkan diri selama dua hari. Akhirnya aku diinfus lagi untuk kedua kalinya di rumah sakit,” katanya.

Setelah melakukan pemeriksaan radiologi, dokter menemukan Ressa mengalami infeksi pada ginjal dan ususnya. Namun, kondisinya tidak membahayakan.

Ressa pun kini sudah dipindahkan dari ruang IGD ke ruang perawatan untuk mendapat penanganan lebih lanjut.

Ressa pun mendapat banyak dukungan dari para netizen yang mendoakan kesembuhannya.

“Terima kasih doa dan help dukungan dari temen temen semua .. Allah bales doa dan kebaikan kalian berkali kali lipat amiin. Allahuma amiin,” pungkasnya.

Simak Video “Penjelasan Psikolog soal Hoarding Dysfunction
[Gambas:Video 20detik]
(ath/naf)

5 Kebiasaan Tanpa Disadari Bisa Merusak Ginjal, Termasuk Jarang Minum Air Putih

Jakarta

Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting. Organ tersebut berfungsi menyaring racun yang masuk ke dalam tubuh.

Ginjal yang rusak akan berdampak pada seluruh organ tubuh hingga memicu berbagai masalah kesehatan. Untuk itu, penting menjaga kebiasaan sehari-hari yang berpotensi merusak ginjal.

Sebab kerusakan ginjal sering kali tidak disadari. Gejala baru dirasakan saat penyakit ginjal yang dialami sudah masuk tingkat stadium lanjut.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Nationwide Kidney Basis, ternyata ada kebiasaan sepele yang dapat memicu kerusakan ginjal di usia muda. Apa saja itu?

1. Kurang Minum Air Putih

Mungkin beberapa orang sudah tau, kurang minum air putih bisa menyebabkan sakit ginjal. Penting untuk tetap terhidrasi agar ginjal berfungsi optimum untuk menyaring kadar garam berlebih dan racun dari tubuh. Bagi orang dewasa, disarankan untuk minum air putih sebanyak 1,5 sampai 2 liter air per hari. Minum air yang cukup menjadi cara terbaik untuk menjaga kesehatan ginjal.

2. Sering Begadang

Kurang tidur dapat memengaruhi fungsi ginjal. Saat tidur, organ tubuh bekerja untuk memperbaiki masalah yang terjadi. Kurang tidur yang berlangsung dalam jangka waktu panjang dapat terus menambah beban kerja pada ginjal sehingga ginjal akan rusak.

3. Malas Gerak dan Sering Rebahan

Menurut sebuah penelitian dari College of Leicerster, sering duduk dalam waktu yang terlalu lama dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal. Malas bergerak dan sering rebahan juga menjadi faktor penyebabnya.

Mulailah dengan aktivitas fisik yang ringan seperti jalan kaki. Aktivitas fisik dapat meningkatkan metabolisme glukosa yang baik untuk kesehatan ginjal.

Wanita di Bandung Kena Gagal Ginjal Usia 22, Bisa Dipicu Konsumsi Obat Eating regimen?

Jakarta

Seorang wanita di Bandung bernama Della Hiariej membagikan pengalamannya mengidap gagal ginjal stadium akhir saat usianya masih 22 tahun. Mau tak mau Della harus menjalani cuci darah seumur hidup sembari menerima transplantasi ginjal.

Wanita yang kini berusia 25 tahun itu menduga penyebab dirinya mengalami gagal ginjal karena riwayat hipertensi yang dimilikinya sejak SMA. Selain itu, pola makan yang buruk dan penggunaan pil food plan menurutnya mungkin juga turut berkontribusi atas penyakit yang dialaminya itu.

“Sebenarnya yang paling parah itu hipertensi ke ginjal kate dokter-dokter. Yang lainnya aku tuh minum pil food plan. Jadi tiga bulan sebelum aku divonis, aku tuh minum obat food plan kapsul natural yang aku tuh salahnya nggak ngecek BPOM, nggak ngecek kandungannya, bukan dari dokter. Itu sih, itu fatalnya,” kata Della, dihubungi Senin (25/9/2023).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Terus, aku tuh pola makannya juga nggak benar. Namanya lagi food plan kan nggak lapar ya. Kan menekan nafsu makan. Udah makannya nggak benar, minum air putih kurang, obatnya nggak BPOM, nggak ke dokter, terus istirahat kurang, jam tidur berantakan,” sambungnya lagi.

Benarkah mengonsumsi pil food plan ada kaitannya dengan gagal ginjal?

Spesialis penyakit dalam, dr RA Adaninggar Primadia Nariswari, SpPD, mengatakan, penggunaan capsule food plan bisa jadi meningkatkan risiko seseorang terkena gagal ginjal. Meski begitu, dr RA Adaninggar menegaskan bukan berarti pil food plan serta-merta dapat menyebabkan gagal ginjal, tetapi juga bisa jadi karena ada faktor atau penyebab lainnya.

“Bisa jadi, tapi nggak bisa nuduh juga,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Kamis (28/9/2023).

Lebih lanjut, ia membeberkan terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab gagal ginjal kronik, yakni hipertensi, diabetes, dan autoimun. Namun, di luar itu, ada pula satu penyebab yang mungkin tak terlalu acquainted di masyarakat, yaitu glomerulonefritis kronis.

Glomerulonefritis kronis adalah salah satu penyebab gagal ginjal kronik yang banyak ditemukan di negara berkembang, termasuk Indonesia. Kondisi ini terjadi imbas peradangan akibat bakteri yang awalnya menyebabkan infeksi tenggorokan.

“Jadi infeksi di tenggorokan radang tenggorokan akibat bakteri tertentu dan tidak diobati dengan baik, maka itu akan menyebabkan peradangan ginjal yang berlangsung seringnya tidak bergejala,” ucapnya, dikutip dari Instagram, Kamis (28/9/2023).

“Penyebab lainnya adalah peradangan akibat obat-obatan natural, suplemen minuman, yang berisi zat-zat menyebabkan keracunan pada ginjal dan berlangsung secara kronis,” lanjutnya lagi.

Simak Video “Fakta Ginjal Kronis di Singapura, Estimasi Kasus Tembus 300 Ribu Pasien
[Gambas:Video 20detik]
(suc/vyp)

Dokter Ungkap Ciri Sakit Pinggang Biasa Vs Gejala Kanker Ginjal


Jakarta

Baru-baru ini, penyanyi Vidi Aldiano kembali berjuang melawan kanker ginjal yang telah bermetastasis ke bagian tubuh lain. Ini terjadi setelah ia melakukan operasi pengangkatan ginjal pada 2019 lalu.

Salah satu gejala kanker ginjal yang paling umum adalah sakit di bagian pinggang. Memang seperti apa ciri sakit pinggang karena sakit ginjal?

Koordinator Bidang Ilmiah Ikatan Ahli Urologi Indonesia dr Lukman Hakim, SpU(Ok), MARS, PhD, mengatakan sakit pinggang karena kanker ginjal memang cukup identik. Salah satu cirinya adalah sakit pinggang yang menjalar ke arah punggung.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Nyerinya lebih menjalar. Dari perut sebelah kanan bagian depan, bisa menjalar ke pinggang belakang,” jelas dr Lukman dalam diskusi daring ‘Mengenal Kanker Ginjal’, Rabu (20/9/2023).

“Sementara pada sakit pinggang biasa, ya nyerinya sebatas di pinggang saja,” sambungnya.

dr Lukman mengatakan rasa sakit yang menjalar ini juga terasa sangat menyiksa. Terkadang pasien yang merasakannya sampai kesulitan melakukan aktivitas karena rasa sakit yang tidak bisa ditahan.

Selain sakit pinggang, gejala lainnya yang dirasakan pasien kanker ginjal adalah urine berwarna merah atau berdarah.

“Hal ini bisa terjadi karena kanker sudah masuk stadium lanjut. Kencing darah karena ada luka di bagian ginjal sebagai akibat sel-sel kanker yang semakin menjalar,” bebernya.

Simak Video “ Penjelasan Ilmiahnya soal Efek Pria Minum Semen 4 Kali Sehari
[Gambas:Video 20detik]
(sao/kna)

3 Fakta Metastasis, Pemicu Kanker Ginjal Vidi Aldiano Menyebar ke Sekujur Tubuh

Jakarta

Kondisi kesehatan penyanyi Vidi Aldiano baru-baru ini menuai perhatian netizen. Lewat postingan di akun Instagram pribadinya, Vidi mengaku dirinya mengidap kanker ginjal yang sudah bermetastasis dan menyebar ke beberapa titik di tubuhnya.

“Mungkin banyak yang belum tahu bahwa tahun lalu, titipan Tuhan berupa kanker ini sudah menyebar ke beberapa titik, sehingga mengharuskan gue akhirnya punya appointment spa day ini tiap 3 minggu,” tulis Vidi Aldiano di akun Instagram pribadinya dilihat Selasa (19/9/2023).

Apa sih yang dimaksud dengan metastasis tersebut? Seperti apa kaitannya terhadap kanker ginjal? Berikut fakta-faktanya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Metastasis?

Dikutip dari Healthline, metastasis adalah kondisi di mana kanker menyebar dari lokasi aslinya ke bagian tubuh yang lain. Metastasis terjadi ketika sel-sel kanker terlepas dari tumor aslinya, kemudian memasuki aliran darah atau sistem getah bening dan menyebar ke space lain di tubuh.

Bisa Membentuk Tumor Baru

Seperti yang dijelaskan, metastasis membuat sel-sel kanker terlepas dari tumor asli dan menyebar ke bagian tubuh melalui aliran darah atau sistem getah bening. Hal ini mengakibatkan sel-sel kanker tadi berpindah jauh dari tumor asli dan membentuk tumor baru ketika menetap di bagian tubuh yang lain.

Tak hanya itu, metastasis juga dapat berkembang ketika sel kanker dari tumor aslinya pecah dan tumbuh di space terdekat. Koordinator Bidang Ilmiah Ikatan Ahli Urologi Indonesia & Kepala Staf Medik Urologi RS Unair Surabaya, dr Lukman Hakim, SpU(Ok), MARS, PhD, mengungkapkan ketika kanker ginjal sudah memasuki stadium 4 atau metastasis dan menyebar ke organ lain, biasanya ada gejala tambahan tergantung kanker tersebut menyebar ke bagian tubuh yang mana.

“Misal ke paru-paru, maka keluhan pasien adalah batuk-batuk darah. ketika dicek paru-paru ada benjolan dan ditemukan ada tumor ganas di ginjal namun sudah menyebar ke paru-paru,” ujarnya dalam konferensi pers daring, Rabu (20/9).

Subsequent: Pemicu metastasis

Dialami Vidi Aldiano, Ini Alasan Kanker Ginjal Bisa Kambuh Meski Sudah Operasi


Jakarta

Penyanyi Vidi Aldiano saat ini dikabarkan tengah menjalani perawatan untuk mengobati kanker ginjal yang diidapnya. Diketahui, selama satu tahun terakhir kanker ginjalnya sudah mengalami metastasis dan menyebar ke beberapa titik lain di tubuhnya.

“Mungkin banyak yang belum tahu bahwa tahun lalu, titipan Tuhan berupa kanker ini sudah menyebar ke beberapa titik, sehingga mengharuskan gue akhirnya punya appointment spa day ini tiap 3 minggu,” tulis Vidi Aldiano di akun Instagram pribadinya dilihat Selasa (19/9/2023).

Padahal, pelantun Nuansa Bening itu sempat melakukan pengobatan kanker ginjal stadium 3 pada 2019 silam. Saat itu, ia menjalani operasi pengangkatan ginjal di Singapura. Namun kanker ginjal yang dialami Vidi tak hilang sepenuhnya. Selama tiga tahun terakhir, Vidi ternyata terus berjuang melawan kanker ginjal yang mulai menyebar ke sejumlah titik di tubuhnya.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koordinator Bidang Ilmiah Ikatan Ahli Urologi Indonesia & Kepala Staf Medik Urologi RS Unair Surabaya, dr Lukman Hakim, SpU(Okay), MARS, PhD, menjelaskan pasien kanker ginjal memang memiliki risiko kekambuhan meski sudah menjalani operasi.

“Sebetulnya ada risiko 40 persen kekambuhan pasien kanker ginjal yang sudah dilakukan operasi. Kekambuhan ini lebih besar pada risiko tinggi,” ujarnya dalam konferensi pers secara daring, Rabu (20/9/2023).

Misalnya, sambung dr Lukman, jika kanker ditemukan di awal stadium yang lebih tinggi. Selain itu, kekambuhan juga bisa terjadi apabila ukuran tumor pada ginjal melebihi 10 cm.

“Kalau ukuran tumornya lebih dari 10 cm, maka risiko kekambuhannya 3,8 kali lebih besar dibandingkan yang lebih kecil,” imbuhnya.

dr Lukman menambahkan kanker ginjal yang sudah menyebar ke kelenjar getah bening juga memiliki risiko kekambuhan yang lebih cepat.

“Secara sederhana, ada proporsi tertentu pada pasien yang penyebaran dan kekambuhannya lebih cepat,” pungkasnya.

Simak Video “Curhat Vidi Aldiano soal Kankernya yang Menyebar
[Gambas:Video 20detik]
(ath/kna)